Pemerintah Optimis Lampung Selatan Bebas Stunting 2023

BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Upaya penekanan kasus stunting yang digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, dirasakan cukup ampuh.

Berdasarkan data pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (PPGBM) Lampung Selatan, angka kasus stunting di Lampung Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar 5,64 persen. Sedangkan untuk tahun 2020 tercatat 3,61 persen.

Bacaan Lainnya

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Devi Arminanto menyatakan, untuk tahun 2021 pihaknya bersama Duta Swasembada Gizi Lampung Selatan yakni Ny Winarni Nanang Ermanto dan stakeholder terkait masih akan menggencarkan program yang berkenaan dengan penekanan kasus stunting.
“Kalau tahun lalu kita bersama duta swasembada gizi ibu Win (Winarni_red) roadshow ke desa-desa. Nah tahun ini kita akan melakukan evaluasi di 17 kecamatan dengan prioritas wilayah lokus stunting. Kegiatan ini untuk memastikan program di bawah dapat berjalan sesuai rencana,” jelasnya, Rabu 13 Januari 2021.

Ia pun menyatakan, dalam setiap tahun pihaknya rutin menimbang berat dan mengukur tinggi badan untuk bayi usia di bawah dua tahun (batuta). Supaya apa, kalau ditemukan dapat cepat segera ditangani.
“Kegiatan itu dilakukan setahun 2 kali yakni di Febuari dan Agustus. Yang melakukan tindakan yakni kawan-kawan di Posyandu,” tegasnya.

Pihaknya pun optimis dengan apa yang telah dicanangkan pemkab melalui bupati Nanang Ermanto terkait Lampung Selatan bebas stunting 2023. Pasalnya, berdasarkan hasil reset kesehatan dasar (reskesdas) Banlitbang Kementerian Kesehatan RI, kasus stunting setiap 5 tahunan angka prevalensi Kabupaten Lampung Selatan terus menurun.
“Berdasarkan hasil reskesdas tahun 2013 angka kasus stunting kabupaten mencapai 43 persen. Sedangkan di tahun 2018 turun menjadi 29 persen. Dan harapan kita semua untuk reset tahun 2023, turun lagi di bawah 5 persen, sehingga Lampung Selatan bisa bebas stunting,” harapnya.

“Ya setidaknya, angka reskesdas di 2023 itu tidak terlalu jauh dengan hasil PPGBM yang dilakukan daerah,” kata Devi.

Ia bercerita, upaya-upaya yang dilakukan bersama stakeholder terkait yang ikut serta mendukung dalam menekan angka stunting di Lampung Selatan memang cukup ampuh. Karena sebagian besar program-program di masing-masing OPD untuk penanganan di wilayah lokus stunting. Seperti perikanan, peternakan dan sebagainya.
“Jadi, integrasi antar lintas sektoral semua OPD mempunyai sasaran yang sama untuk [meng]intervensi stunting dalam prevalensi, sehingga mampu menekan angka kasus stunting,” kata Devi. (Lex)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *