BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Meskipun harga daging sapi potong saat ini menembus angka Rp130.000/Kg, Pemkab Lampung Selatan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) setempat, menjamin ketersediaan daging dapat memadai dengan harga jual yang juga stabil.
Hal ini ditegaskan oleh Kepala Disnakkeswan Lampung Selatan Arsyad Husein setelah dirinya berkoordinasi dengan pihak PT Juang Jaya Abadi Alam (JJAA), selaku perusahaan penggemukan sapi di daerah setempat.
Ia mengakui, sapi-sapi yang diperoleh oleh para pedagang sebagian besar berasal dari PT JJAA, bukan dari sapi milik masyarakat. Sehingga, harga jual daging sapi potong di bilangan pasar, terpengaruh dari perusahaan tersebut.
Arsyad menyatakan, apabila para pedagang mengandalkan sapi milik masyarakat yang berjumlah total di Lampung Selatan sebanyak 151.000 ekor, harganya sedikit mahal dan juga dapat mengurangi populasi sapi di daerah. Oleh karena itu para pedagang membeli sapi dari PT JJAA, karena terkait dengan kontinyunitas.
“Sapi-sapi inikan impor dari Australia. Dari Australia-nya harga sapinya sudah naik, apalagi di tengah pandemi ini, yang pengirimannya juga terbatas. Alhamdulillah, hasil koordinasi tadi, pihak PT.JJAA memberikan jaminan untuk wilayah RPH (rumah potong hewan) Sidomulyo harganya tidak dinaikan,” ucap Arsyad saat diwawancarai, Selasa 16 Febuari 2021.
Berdasarkan hal yang Ia ketahui, untuk harga eceran tertinggi (HET) daging sapi potong itu menembus angka Rp130.000/Kg.
Ia pun menyebutkan, di dalam angka konsumsi daging potong sendiri dalam skala nasional masih terbilang rendah, dimana tercatat hanya 2Kg/kapita/tahun.
“Untuk aktivitas pemotongan juga tidak terlalu banyak, paling 1-2 ekor/hari. Itu pun pangsanya untuk pedagang bakso dan rumah makan. Sedangkan untuk konsumsi panganan rumah tangga agak jarang, kecuali untuk kebutuhan hajatan/pesta,” sebutnya.
Sebelumnya, salah seorang pedagang daging sapi potong di Pasar Inpres Kalianda menyatakan bila, harga jual daging naik sebesar Rp10.000 dari Rp120.000/Kg menjadi 130.000/Kg. Hal ini dikarenakan, harga beli hewan ternak sapi dari perusahaan PT JJAA naik, sehingga para pedagang terpaksa ikut menaikan harga jual dipasaran.
“Mau nggak mau, karena dari PT JJAA-nya naik, kami pedagang terpaksa ikut menaikan juga,” kata Pendi. (Lex)