BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Destinasi wisata pantai di Lampung Selatan masih menjadi primadona bagi para wisatawan, baik lokal mau pun luar daerah.
Namun, kondisi wisata bahari ‘nan’ terbentang indah yang diciptakan oleh pemilik semesta, dapat saja mengancam nyawa para penikmat wisata.
Tidak sedikit yang telah menjadi korban keganasan laut di kabupaten yang berjuluk Gerbang Sumatera itu.
Bahkan, dalam sewindu terakhir, tak terhitung sudah berapa jumlah korban jiwa, yang mati tenggelam di sejumlah pantai di daerah itu.
Paska lebaran saja dan belum genap sebulan, sudah ada 3 korban jiwa yang meninggal dunia saat sedang mandi di sejumlah pantai di Lampung Selatan.
Diawali dari kejadian korban tenggelam di lokasi tempat hiburan rakyat (THR) Pantai Tanjungselaki pada 21 Mei 2021 silam. Korbannya adalah gadis belia yang masih berusia 10 tahun, warga Desa Babatan, Kecamatan Katibung.
Belum selesai duka itu, muncul lagi kasus orang tenggelam di pantai Kalianda. TKP-nya laut dekat Pantai Ketang. Korbannya remaja laki-laki 19 tahun warga Palas.
Terakhir, dan masih membekas di dalam ingatan, kejadian serupa juga berulang di lokasi THR Pantai Semukuk, Kecamatan Kalianda. Dimana korbannya adalah bocah perempuan, yang masih berusia 6 tahun, juga warga Kecamatan Kalianda.
Perisitiwa demi peristiwa yang terjadi ini tentunya harus menjadi catatan bagi pihak-pihak terkait. Bahasanya, bukan lagi eksen untuk menekan jumlah kasus, tapi bagaimana men-zero-kan kejadian, karena ini berkenaan dengan nyawa manusia.
Berbagai mitos juga beredar di kalangan masyarakat setempat. Katanya sih, kasus kejadian korban tenggelam itu akan tinggi sebelum atau sesudah lebaran idul fitri.
Nah, tentu ini dapat menjadi bahan perhitungan pihak-pihak yang mempunyai wewenang, agar kasus orang tenggelam itu tidak berulang.
Dalam hal ini, masyarakat juga tidak bisa juga disalahkan secara mutlak, apabila mereka masih ingin memuaskan hasrat untuk berenang di pantai.
Namun demikian, masyarakat pun diharapkan dapat mewaspada diri dan hati-hati, jika tetap ngotot ingin berenang di pantai, karena beresiko kematian.
Pemerintah juga diharapkan hadir untuk mengedukasi masyarakat tentang bahayanya berenang di laut. Jangan juga hanya hadir pada penanganan saat ada kasus orang tenggelam.
Kabar dari mulut ke mulut, sebagian laut di Lampung Selatan dikelilingi palung. Oleh karenanya, masyarakat dapat saja tersangkut pada palung-palung tersebut saat dihantam ombak besar manakala sedang berenang.
Apabila itu terjadi, tentunya ini dapat memperpanjang catatan duka kasus orang tenggelam di laut Lampung Selatan.
Jadi, untuk sementara waktu urungkan niat untuk berwisata ke pantai. Kalau pun mau, dan memang sudah teragendakan sejak lama, tolong tidak sampai ‘nyebur’ ke laut untuk berenang. Karena memang, berdasarkan data dari pihak BMKG, Gerhana Bulan Total (GBT) kemarin mempengaruhi kondisi bumi terutama permukaan laut. (Dirsah Dwi Natalia)