BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Tim swasembada gizi Kabupaten Lampung Selatan, berencana akan melakukan studi banding ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Studi banding ini guna menekan angka kasus stunting di kabupaten setempat.
Rencana awal, kegiatan itu akan berlangsung pada Juli 2021 lalu. Namun, karena tersandung status PPKM Darurat untuk wilayah Jawa-Bali, kegiatan itu urung terlaksana.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Joniyansyah memastikan, keberangkatan tim swasembada gizi setempat untuk bertolak ke Sumedang, pasti akan dilaksanakan.
“Pasti berangkat, saya jamin itu. Penundaan ini karena kondisi (pandemi covid). Kalau sudah aman, kita (tim swasembada gizi Lampung Selatan_red) pasti berangkat kesana,” kata Dia.
Ia pun menjelaskan, keberangkatan pihaknya ke Sumedang itu dalam rangka belajar terkait upaya penurunan angka stunting di Lampung Selatan.
“Awalnya bukan ke situ (Sumedang), tapi nggak jadi. Kenapa milih Sumedang, karena kalau tidak salah, daerah itu adalah juara di tingkat provinsi. Sama seperti kita juara di tingkat provinsi, yang akan mengikuti perlobaan di tingkat nasional. Makanya kita belajar kesana tentang apa inovasi disana,” kata mantan Kabid Sosial dan Pemerintahan di Bappeda Lampung Selatan itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, untuk pemberangkatan itu biaya operasional ditanggung oleh OPD yang masuk dalam intervensi penurunan stunting. Dimana, biaya operasional yang diinformasikan ke beritakita.co.id sebesar Rp3,5 juta.
Menyikapi informasi tersebut, Joniyansyah berulang kali memastikan jika, kegiatan itu akan tetap laksanakan atau yang saat ini hanya tertunda, bukan batal. Namun, pihaknya tidak akan memaksakan apabila terdapat OPD yang tidak bisa/mampu untuk memenuhi biaya opersional tersebut.
“Kalau memang dinas tidak bisa (penuhi biaya operasional) kami tidak memaksa. Dan kami sudah melakukan pembahasan, ini sudah fix (berangkat). Untuk waktunya, belum bisa kami pastikan. Intinya, sampai kondisi sudah membaiklah,” tegasnya. (Lex)