BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Diera serba digitalisasi seperti sekarang ini, setiap daerah dituntut untuk mengikuti tren perkembangan zaman now. Tak terkecuali bagi pemerintahan di desa.
Sebagai penyanggah daerah (kabupaten), desa-desa harus dapat berinovasi mengikuti perkembangan zaman serba (era) digital tersebut.
Di Kabupaten Lampung Selatan, pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) sejak 2021 telah memprioritaskan sebuah program yang dianggap kekinian, yakni Desa Pintar atau D’Star.
Dimana, sepanjang 2021 sebanyak 18 desa ditunjuk untuk menjalani program D’Star dalam mendukung percepatan bidang digitalisasi desa, dengan pilot project Desa Pasuruan dan Cugung.
Plt Kepala Dinas PMD Kabupaten Lampung Selatan Erdiyansyah menuturkan, salah satu kegiatan
mensukseskan program D’Star itu yakni dengan membuat anjungan layanan mandiri desa atau ‘Aleman‘ di kantor balai desa.
Menurutnya, dengan ‘Aleman‘ tersebut, diharapkan dapat mempermudah layanan bagi masyarakat mulai dari mengurus dokumen kependudukan, surat menyurat, mengetahui data penerima bantuan, kegiatan desa sampai dapat dijadikan ‘marketplace‘ produk UMKM dari para pelaku usaha di desa.
Ia menambahkan, penggunaan anjungan itu dapat dikoneksikan dengan aplikasi berbasis android yakni SID atau Sistem Informasi Desa. Sehingga, proses pemberkasan bisa dilakukan secara online atau bisa dari mana saja dan kapan saja.
“Aleman‘ inikan kalau bahasa umumnya adalah ‘manja’. Jadi filosofinya, pelayanan yang memanjakan masyarakat. Sesuai dengan arahan pak bupati Nanang Ermanto, untuk memudahkan berbagai jenis pelayanan bagi masyarakat di desa,” kata Erdi saat dikonfirmasi, Rabu 22 Desember 2021.
Ia mengakui, pihaknya saat ini sedang menyiapkan pondasi untuk program D’Star tersebut. Namun, Erdi menyakini pada tahun 2022 program tersebut akan running.
“Tahun depan, ada lagi penambahan D’Star itu sebanyak 22 desa, dan kita siap running,” jelasnya.
Erdi berharap, program D’Star dapat berjalan di seluruh desa di Kabupaten Lampung Selatan, sehingga dapat saling terkoneksi antara satu desa dengan desa lainnya.
“Karena ini membutuhkan jaringan internet, kalau terdapat desa yang mengalami blankspot, kita akan berkoordinasi dengan Kominfo dan provider untuk mensupport ini,” tandasnya. (Lex)