Bocah 10 Tahun Temukan Granat Manggis Dibelakang SMAN 1 Rajabasa

BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – A bocah 10 tahun pelajar SD warga Dusun 1 RT 2, Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, menemukan sebuah handak granat jenis manggis di belakang bangunan sekolah SMAN 1 Rajabasa, yang berada di Desa Kunjir.

Penemuan granat tangan itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, Kamis 19 Mei 2022 saat A sedang bermain bersama rekan-rekannya dan mencari cacing

Bacaan Lainnya

Berdasarkan informasi yang masuk ke meja redaksi beritakita.co.id, peristiwa penemuan granat tangan itu saat para bocah sekolah dasar itu sedang bermain sambil mencari cacing tanah, untuk umpan memancing.
“Jadi, A dan kawan-kawannya sedang bermain disekitar lokasi sejak sekitar jam 13.40 WIB. Nah, jam 14.00 WIB, A menemukan granat itu di dalam sebuah plastik,” jelas sumber beritakita.co.id.

Karena tidak tahu kalau barang yang ditemukannya itu adalah barang yang berbahaya, A lalu melaporkan hal itu kepada orang tuanya.
“Granat itu sempat dicuci. Setelah mengetahui bahwa itu granat, orang tua A langsung melaporkan kejadian itu ke Babinsa Serda Fahrul Rozi, dan kemudian Serda Fahrul Rozi bersama serda Hari bergegas menuju lokasi penemuan untuk mengamankan benda berbahaya tersebut,” jelasnya.

Sekitar pukul 15.00 WIB, handak granat itu langsung diamankan dan diserahkan keaparat Polsek Kalianda.

Kapolres Lampung Selatan AKBP Edwin dan Kapolsek Kalianda AKP Mulyadi Yakup, sebelumnya belum bisa dimintai keterangan, apakah granat tangan jenis manggis yang ditemukan A bocah berusia 10 tahun itu aktif atau tidak. Pasalnya, saat dihubungi nomor yang bersangkutan tidak tersambung

Tak berselang lama, Kapolres Lampung Selatan AKBP Edwin pun mengonfirmasi melalui sambungan pesan pada aplikasi What’sapp (WA).

Dalam pesan WAnya, Ia menyatakan, pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah handak granat jenis manggis itu aktif atau tidak. Namun, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satuan Brimob, untuk dilakukan Disposal.

“Tapi kita harus beranggapan barang berbahaya, sehingga penanganannya berbeda,” tulisnya melalui pesan WA.

(Lex)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *