BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Kenaikan harga barang kebutuhan pokok (sembako) jelang hari besar keagamaan sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan, ketersedian barang kebutuhan pokok masyarakat pun akan sulit ditemui, jika dibandingkan hari biasa.
Sebut saja, seperti saat menjelang lebaran Idul Fitri, Idul Adha dan Natal. Sudah menjadi hal yang biasa kalau harga sembako akan melonjak tinggi, bahkan akan sulit dijumpai dibilangan pasar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Lampung Selatan Yansen Mulya mengatakan, beberapa faktor penyebab terjadinya kenaikan harga barang kebutuhan jelang hari besar keagamaan, diduga karena adanya oknum yang bermain harga jual.
“Dia bermain harga saja, tidak sampai memonopoli. Sehingga harga menjadi naik,” kata Dia, Senin 13 Juni 2022.
Faktor lainnya, karena permintaan tinggi (masyarakat), sehingga menyebabkan ketersediaan barang di pasar menjadi terganggu.
Ia menambahkan, faktor lainnya yang menyebabkan sampai terjadi hal tersebut yakni keterlambatan dalam pendistribusian, faktor alam seperti gagal panen dan sebagainya, serta kenaikan harga pendukung usaha (contoh : harga pakan ternak untuk ayam petelur).
“Seperti cabai, yang sekarang ini lagi naik. Itu karena sedang dalam proses panen. Kalau (sudah) panen, bisa juga dijatuhkan harganya. Karena memang juga, tidak ada harga ketentuan pokok dari pemerintah untuk sayur-sayuran, karena bergantung pada persediaan dan distribusi,” sebut Dia.
Yansen pun menyatakan, untuk sementara ini, ketersediaan sembako masih terbilang aman. Hal itu berdasarkan hasil koordinasi pihak DKP dengan petani dan distributor.
“Kita-kan nanya sama agen-lah (istilahnya) bagaimana barang kebutuhan dalam sepekan ke depan. Kata mereka aman. Jadi kita anggap aman. Nah, ini kita lakukan sampeling dan pemantauan secara terus menerus, di lokasi 5 pasar milik pemerintah yakni, pasar Kalianda, Natar, Katibung, Sidomulyo dan Jatiagung. Nah, itulah yang menjadi patokan kita,” tegasnya.
Ia pun meminta kepada masyarakat agar, menghilangkan prilaku membeli barang kebutuhan yang berlebihan, karena dapat mengganggu ketersediaan barang, yang akhirnya berdampak pada kestabilan harga.
“Ada beberapa orang yang (kebiasaan) membeli di jauh-jauh hari, terkadang dalam jumlah yang besar. Jadi imabuan kami, belilah sesuai dengan kebutuhan saja,” tandasnya. (Lex)