BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan mendapatkan titel juara III gerakan optimalisasi penemuan kasus tuberkolosis tingkat nasional, pada rangkaian kegiatan peringatan hari tuberkolosis sedunia priode 1 Maret – 30 Juli 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Joniyansyah mengatakan, berbagai upaya yang dilakukan seperti GARDU ELIT’S (Gerakan Terpadu Eliminasi Tuberculosis dan Stunting) yang telah dicanangkan oleh Ny Winarni Nanang Ermanto, selaku ketua Tim Penggerak PPK, dengan penemuan terduga TB di seluruh desa.
Kegiatan lain yang dilakukan seperti investigasi kontak penderita TB, pemeriksaan terduga TB di Lapas Kelas IIA Kalianda, Pondok Pesantren dan sejumlah tempat.
“Sehingga, pada rangkaian peringatan Hari Tuberculosis Sedunia (HTBS) salah satu kegiatan yang dinilai oleh Kementerian Kesehatan adalah Optimalisasi Penemuan Kasus TBC, dengan fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta. Semua kegiatan ini setelah dilaporkan ke Kemenkes untuk kegiatan periode 1 Maret – 30 Juni 2022. Maka Kabupaten Lampung Selatan mendapat Juara 3,” terang Dia, Rabu 3 Agustus 2022.
Ia menambahkan, sepanjang tahun 2021-2022, Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, berhasil menemukan 2.294 penderita kasus Tuberculosis (TB). Dimana, penderita TB tersebut termasuk dalam penderita TB Basil Tahan Asam (BTA) positif dan BTA negatif.
Joni pun menjelaskan, untuk sasaran/target penemuan penderita TB di Lampung Selatan untuk tahun 2022 sebanyak 3.425 penderita.
“Kalau kasus TB ini, semakin tinggi ditemukan, itu semakin baik. Berbeda dengan kasus penyakit lainnya,” terangnya.
Ia menambahkan, pola pencarian penderita TB itu dengan melakukan sosialisasi, penyuluhan dan edukasi supaya warga yang mengalami gejala-gejala terserang Microbacterium Tuberculosis dapat segera dicek di puskesmas agar tidak terlambat mendapatkan penanganan medis.
“Ya, gejala TB yakni batuk berdahak lebih dari 2 minggu, kurang nafsu makan, mengalami penurunan berat badan dan mengeluarkan keringat dingin pada malam hari tanpa ada aktivitas. Oleh karena itu, bisa dapat ke puskesmas terdekat supaya dapat diperiksa dan mendapatkan penanganan, karena sarana pendukung untuk penanganan TB di setiap puskesmas lengkap dan itu gratis,” tandasnya. (Rls)