BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Belasan ruko/gerai yang terlihat berdiri kokoh di lokasi Rest Area Masjid Agung Kalianda, Lampung Selatan, sejak beberapa tahun terakhir, tampak layu.
Pasalnya, hingga saat ini tak ada aktivitas ekonomi apapun dari ruko-ruko yang dibangun oleh pemerintah, yang memiliki mimpi awal ingin menjadikan lokasi tersebut dapat menarik minat pengguna jalan, selain untuk beribadah di masjid setempat, dapat menikmati berbagai kuliner khas Kalianda.
Berdasarkan pengamatan, setidaknya terdapat 17 ruko, yang masing-masing bertuliskan nama kecamatan di Lampung Selatan.
Tak hanya itu, ada pula bangunan ruko yang cukup besar, yang sebelumnya memiliki aktivitas sebagai toko waralaba yang membawa nama brand WardesMart.
Selain itu, ada pula sejumlah kantin yang menyediakan macam-macam kuliner untuk pengguna jalan, yang sengaja singgah ke lokasi Rest Area Masjid Agung Kalianda.
Namun, rencana pemerintah untuk membangun lokasi rest area itu ‘bak‘ menjadi mimpi di siang bolong. Belasan ruko-ruko itu tampak terkunci dan tertutup rapi, seperti tak bernyawa.
Kondisi tak kalah tragis juga tampak terlihat pada bangunan eks WardesMart, yang mana bagian depan ruko sudah ditumbuhi rerumputan.
Sedangkan, kantin untuk kuliner yang sekitar ada 6 ruko, hanya tersisa 2 ruko saja yang masih beraktivitas. Selebihnya, sudah ditinggalkan oleh pemilik usahanya, beserta barang sisa usaha.
Kondisi jalannya pun nampak sudah tak bersahabat, karena paping pada badan jalan sudah terangkat, bekas dilintasi kendaraan.
Menurut Sugi, Marbot Masjid Agung yang biasa membersihkan taman dan lokasi Rest Area Masjid Agung Kalianda, tidak adanya aktivitasnya pada gerai-gerai tersebut sudah berlangsung cukup lama.
“Apa lagi saat Covid kemarin, makin tidak ada aktivitas, sepi bener,” kata Dia, Rabu 19 Oktober 2022.
Ia pun membenarkan, jika aktivitas kantin hanya tersisa 2 ruko saja. Selebihnya sudah tutup sejak lama.
“Iya (tutup). Masih dua ruko itu saja yang berjualan. Barang-barangnya itu pada ditinggal,” kata Dia.
Sugi berharap agar ruko-ruko itu dapat diisi, sehingga muncul aktivitas ekonomi di lokasi Rest Area Masjid Agung Kalianda.
“Apa lagi kalau hari sabtu dan minggu, ramai orang-orang kesini, untuk sekedar bersantai di taman membawa sana saudara sekaligus untuk menghilangkan penat,” kata Dia.
Sementara itu, Kasubag Perlengkapan pada Bagian Umum Setdakab Lampung Selatan Ferry mengatakan bahwa, bupati Nanang Ermanto memang telah memerintahkan agar aset-aset milik pemerintah jangan sampai ada yang terbengkalai.
“Untuk sementara, memang tidak ada yang mengelola. Aset tersebut tercatat milik Bagian Umum. (Memang) atas intruksi bupati, seluruh aset terutama yang di pemda tidak (boleh lagi) ada yang terbengkalai. Pak kabag pun sudah mengarahkan agar itu dikelola dimanfaatkan sebisa mungkin, supaya bisa menghasilkan PAD,” terangnya.
Pihaknya pun telah memiliki gambaran, bila gedung bekas eks WardesMart dapat dijadikan sebuah kafe atau semacamnya.
“Kalaupun nantinya anggaran kita tidak ada, kita bisa manfaatkan pihak ketiga untuk mengelolanya,” tandasnya. (Lex)