BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Kasus penculikan anak, mulai meneror para orang tua di Lampung Selatan. Pasalnya, dalam dua pekan terakhir ini, sejumlah orang tua dibuat resah atas aksi percobaan penculikan yang menimpa buah hatinya.
DS (insial) misalnya, salah satu orang tua anak yang sempat mengalami kejadian nahas tersebut. DS menceritakan bahwa, anaknya yang bersekolah di salah satu TK/PAUD di Kalianda, dilihatnya sempat dipoto oleh orang yang tidak dikenal.
Melihat kejadian itu, DS pun mencoba merampas HP terduga peculikan dan berupaya untuk menghapus gambar anaknya di HP terduga pelaku.
“Siang itu saya mau menjemput anak saya (pulang sekolah). Saya liat dari jauh, kok ada yang ngedeketin anak saya sambil moto-moto gitu. Marahlah saya. Lalu saya pertanyakan, apa maksudnya moto-moto anak saya. Lalu saya berupaya untuk mengambil HP-nya dan minta diapus itu poto anak saya,” ujar DS sambil berurai air mata kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Karena kejadian itu, DS pun mengaku trauma dan langsung berkoordinasi dengan pihak sekolah agar anaknya tidak bersekolah terlebih dulu.
“Ya takutlah mas, apa lagi (kasus penculikan) ini sedang marak bener,” terangnya.
Kejadian serupa juga menimpa bocah kelas 2 SD di Dusun Umbulgarut, Desa Sidosari, Kecamatan Natar. Seperti yang dilansir dari Lampost.co, korban bernama Z (9). Saat tindakan percobaan penculikan itu terjadi, Z baru pulang dari sekolah, dengan menggunakan sepeda. Modusnya, korban dibuntuti oleh kendaraan warna hitam, yang mengikutinya dengan kondisi pintu kendaraan terbuka.
Pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Kabupaten Lampung Selatan meminta agar pihak sekolah agar memperketat pengawasan terhadap siswanya. Pasalnya, dua kasus yang muncul terjadi ketika anak baru pulang dari sekolah.
“Kita akan koordinasi dengan pihak dinas pendidikan, agar dibuatkan imbauan atau semacamnya, untuk meminimalisir kasus penculikan. Kita harapkan ini menjadi perhatian, mengingat perkara ini melibatkan anak-anak,” kata Kepala Dinas PP-PA Lampung Selatan Joniyansyah, Rabu 1 Febuari 2023.
Menurutnya, imbauan itu bisa dalam bentuk arahan agar pihak sekolah memperbolehkan siswa datang atau pulang dengan cara diantar/jemput oleh orang tua atau kerabat terdekat siswa.
“Bisa diantar langsung atau pakai ambudemen. Yang pasti, jelas dia datang diantar siapa dan pulang siapa yang jemput, sehingga tidak menjadi korban. Dan sekolah pun kalau bisa tahu, siapa yang datang untuk menjemput siswanya,” kata Dia. (Lex/Lp)