BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Musim kemarau ditambah elnino pada tahun 2023 ini, menguras sumber air milik Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirtajasa Kabupaten Lampung Selatan.
Betapa tidak, debit air sebelum elnino bisa mencapai 26 liter/perdetik, kondisinya turun drastis saat kemarau kemarin, menjadi 2 liter/perdetik.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, pihak Perumdam terpaksa menyuplai air dari sumur Canti, Kecamatan Rajabasa. Akibatnya, tagihan listrik pihak Perumdam membengkak, sampai tembus Rp240 juta/bulan.
Direktur Perumdam Tirtajasa Kabupaten Lampung Selatan Rudi Apriandi mengatakan, kemarau tahun 2023 masuk dalam siklus 4 tahunan. Dimana, pada siklus tahun ini, adalah yang terparah.
“Selain menguras sumber air, elnino kemarin juga mengguras anggaran pendapatan kita,” ujarnya, Kamis 14 Desember 2023.
Ia pun lalu menjelaskan kenapa bisa mengatakan hal tersebut. Pertama, debit air di Bakauheni, saat kondisi normal bisa mencapai 26 liter/detik saat elnino turun menjadi 2-4 liter/detik.
Kedua dan yang paling parah terjadi di Kalianda. Dimana, pada kondisi normal debit air mencapai 25 liter/detik, saat elnino tidak bisa mengaliri air untuk kebutuhan masyarakat sama sekali.
“Biasanya, kita memanfaatkan aliran air gravitasi. Karena sumber air permukaannya juga mengalami kekeringan, jadi kita suplai dari sumber Canti,” kata Rudi.
Dengan begitu, pihak Perumdam dapat memenuhi kebutuhan air minum untuk masyarakat. Namun, hal itu yang akhirnya menyebabkan anggaran listrik untuk pompa air atau intake jadi membengkak.
Hal itu dapat dilihat dari perbandingan besarnya biaya pembayaran tagihan listrik. Dimana sebelum elnino, biaya tagihan listrik hanya sebesar Rp118 juta/bulan dan saat elnino mencapai Rp240 juta/bulan. Itu untuk menghidupkan pompa penyedot air dan pompa pendorong air, agar tiba ke konsumen.
“Tagihan listrik yang membengkak ini mulai terasa saat memasuki bulan Maret. Ya, pihak PLN kan tidak mau tahu soal itu. Tahunya, saat jatuh tempo, ya bayar. Jadi, pemasukan kita sebagian habisnya untuk pembayaran listrik. Belum lagi untuk biaya operasional lainnya dan gaji karyawan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, sesuai arahan bupati Nanang Ermanto, pihaknya juga menyalurkan air bersama stakeholder terkait untuk membantu masyarakat agar memperoleh air bersih saat elnino.
“Salah satunya buat itu tadi, selain untuk konsumen ya untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan air,” kata Dia.
Cerita dampak dari elnino itu ternyata belum selesai hingga memasuki Desember 2023 ini. Pasalnya, saat ini kondisi sumber air masih relatif turun.
“Jadi saat memasuki November kan hujan, jadi bertambah sumber-sumber air kita. Untuk Bakauheni sempat teraliri 18 liter/detik dan Kalianda 22 liter/detik. Nah, memasuki Desember ini, mulai menyusut lagi. Ya kami berharap, ada hujan dalam waktu dekat ini,” tandasnya. (Lex)