Bencana Hidrometeorologi Berpotensi Timbulkan Kerugian Sampai 20 Triliun

BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan mencatat, sepanjang tahun 2015-2022, daerah setempat telah mengalami 124 kejadian cuaca ekstrim dan 6 kali kejadian kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lampung Selatan Ariswandi menjelaskan, bencana kekeringan dan cuaca ekstrem merupakan bencana hidrometeorologi, yang berpotensi terjadi tiap tahun di kabupaten berjuluk Gerbang Sumatera tersebut.

Bacaan Lainnya

Di Lampung Selatan kata Ariswandi, sepanjang tahun 2015-2022 telah terjadi 124 kali kejadian cuaca ekstrim dan 6 kali terjadi kejadian kekeringan. Dimana, potensi kerugian yang ditimbulkan dari bencana Hidrometeorologi mencapai Rp20 triliun.

Ia menjelaskan, hasil kajian resiko Kabupaten Lampung Selatan Inarisk BNPB, potensi luas bahaya kekeringan seluas 70.034 hektare dengan 1.057.664 jiwa berpotensi terpapar.
“Sehingga kurang lebih Rp6 triliun potensi kerugian ekonomi dengan 4.128 hektar luas lahan yang terdampak,” ujarnya dalam kegiatan sosialisasi kontingensi bencana kekeringan dan cuaca ekstem (puting beliung), di Aula Rajabasa kantor bupati, Selasa 19 Desember 2023.

“Sedangkan untuk luas bahaya cuaca ekstrem mencapai 51.341 hektar, 930.802 jiwa berpotensi terpapar kurang dan potensi kerugian fisik bangunan dan ekonomi mencapai lebih kurang Rp14 triliun,” lanjut Aris.

Ariswandi pun berpendapat, jika melihat potensi bencana kekeringan dan cuaca ekstrem yang tinggi, maka Kabupten Lampung Selatan perlu menyusun rencana kontingensi untuk mengantisipasi bencana sebagai salah satu bentuk perencanaan untuk kondisi saat bencana terjadi.
“Maksud disusunnya rencana kontingensi sebagai acuan bagi Pemkab Lampung Selatan dan masyarakat dalam menyusun pedoman perencanaan, kebijakan publik dan implementasi dalam upaya pengurangan resiko bencana agar lebih terpadu dan efektif,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pihak BPBD telah menyiapkan personil dan peralatan guna menghadapi bencana hidrometeorologi tersebut.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan kesiapsiagaan meliputi persiapan personel Tim Reaksi Cepat (TRC) sebanyak 35 org, dengan melakukan piket jaga selama 24 jam, melakukan patroli udara dan informasi peringatan dini melalui Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD kepada operator Pusdalops di kecamatan, desa serta rapi.

Kemudian, persiapan peralatan banjir seperti perahu karet sebanyak 6 unit, peralatan penyelamatan, pelampung dan lain – lain.
“Selain itu, persiapan kendaraan operasional yakni truck serbaguna 1 unit, ambulance 1 unit, mobil pickup 2 unit dan mobil ranger 1 unit,” tandasnya. (RK)

About The Author

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *