BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Keberadaan gas elpiji bersubsidi ukuran tabung 3Kg di Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, dikatakan langka oleh masyarakat khususnya, bagi kaum emak-emak.
Kondisi ini sudah dirasakan oleh masyarakat Kalianda paska Idulfitri, lalu. Bahkan, saat itu harga jual gas bersubsidi antara Rp30.000-80.000/tabung. Hal ini akhirnya membuat pihak PT Pertamina dipaksa harus turun gunung ke wilayah Kalianda, untuk melakukan monitoring.
Menurut salah seorang pengusaha sebuah rumah makan di Kalianda, harga jual gas melon saat ini berkisar antara Rp18.000-Rp30.000/tabung. Namun, untuk membeli dengan harga Rp18.000, harus mengantri dengan puluhan warga lainnya. Itu pun untung-untungan kalau masih bisa dapat.
“Kalau harga Rp18.000 itu, belinya di agen. Nah, itu harus membawa KTP. Belum lagi harus ngantri dengan pembeli lainnya. Ya, kalau beruntung dapet, kalau nggak, ya berarti nunggu besok-besok lagi,” ujar Inu, Rabu 15 Mei 2024.
Ia menjelaskan, kalau tidak memperoleh dari agen, dirinya terpaksa harus membeli di warung dekat rumahnya. Namun, itu harganya cukup mahal dan sedikit susah, karena keseringan kosong.
“Kenapa dibilang mahal, ya Rp30.000/tabung. Itu juga kadang ada, kadang nggak,” kata dia.
Inu mengatakan, setidaknya kebutuhan gas elpiji untuk berjualan dalam satu minggu diwarungnya, sebanyak tiga tabung.
“Namanya kita jualan mas. Beda kalau untuk rumah tangga. Kalau rumah tangga, satu tabung paling nggak untuk setengah bulan,” ungkap wanita berjilbab itu.
Hal senada juga diungkapkan oleh kaum emak-emak lainnya. Nining warga Kalianda mengungkapkan, jika kelangkaan gas melon itu dirasakannya sejak dua pekan terakhir.
“Saya sudah nyari ini [gas melon] sejak tiga hari kemarin, sampai hari ini belum dapet. Masa mau make kayu bakar, nyari dimana pula kayunya di jaman sekarang ini,” ungkapnya dengan nada kesal.
Kondisi ini juga dibenarkan oleh salah seorang pedagang yang biasa menjual gas tabung ukuran 3 Kg. Ketika ditanya apakah gas elpiji ada, pedagang itu menjawab sedang kosong. Namun, terlihat ada puluhan tabung gas (kosong) di warungnya.
“Kosong bang, sudah beberapa hari ini barang nggak masuk,” ujar pedagang itu yang berjualan disekitaran lingkungan 10, Kelurahan Wayurang. (Lex)