Natar, Menjadi Kecamatan Pamungkas Digelarnya Sosialisasi Budaya Baca & Literasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lamsel

BERITAKIT.CO.ID, Lampung Selatan – Secara maraton Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lampung Selatan, kembali menggelar sosialisasi budaya baca dan literasi pada pendidikan dasar dan masyarakat tahun 2025.

Puncaknya, acara tersebut mengusung tema ‘Literasi Kuat, Generasi Hebat, Membangun Bangsa Lewat Budaya Membaca’ di gelar di Aula SMPN 3 Natar, Kamis 23 Oktober 2025.

Bacaan Lainnya

Kegiatan itu diikuti oleh 92 peserta yang terdiri dari Kasi Kesos dari sejumlah kecamatan dan guru pengelola perpustakaan SD-SMP dari Kecamatan Natar, Jatiagung, Tanjungbintang, Tanjungsari dan Merbaumataram.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Agus Salim yang mewakili Kadis M. Darmawan. Acara juga dihadiri oleh Kabid Madroi dan narasumber akademisi Dosen dari Universitas Tulang Bawang Syarifuddin.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lampung Selatan M Darmawan melaluI sekretaris dinas Agus Salim menyampaikan, sosialisasi tersebut ditujukan untuk membangun generasi yang memiliki kemampuan litrasi tinggi, berpikir kritis dan mampu mengelola informasi secara bijak di tengah, pesatnya arus digitalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.

“Kita harapkan melalui kegiatan ini, dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya membaca dan memahami informasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Disisi lain, kegiatan sosialisasi membaca dan literasi diharapkan dapat mendorong peran aktif guru, tenaga kependidikan serta orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya budaya literasi di sekolah dan rumah.

Agus menambahkan, acara yang melibatkan para guru tersebut dapat memperkokoh kolaborasi antara sekolah, pemerintah, lembaga pendidikan, perpustakaan, komunitas litrasi dan pihak lainnya dalam membangun ekosistem literasi berkelanjutan.

“Sehingga ini dapat merubah paradigma masyarakat yang mengangap perpustakaan hanyalah gudang kertas yang tak berguna, untuk dijadikan tempat berinteraksi dengan ilmu pengetahuan dan mengganggap perpustakaan adalah jantunnya ilmu,” tandasnya. (Lex)

Pos terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *