Disperpusip Lampung Selatan Gelar Bimtek Kepenulisan Berbasis Kearifan Lokal 2025

BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Lampung Selatan, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Kearifan Lokal tahun 2025.

Acara yang dipusatkan di Aula Rimau Kantor Bappeda Kabupaten Lampung Selatan, Senin 8 Desember 2025, itu diikuti seratusan peserta dari pelajar SLTA/sederajat, mahasiswa dan masyarakat umum.

Bacaan Lainnya

Dalam bimtek tersebut pihak penyelenggara menghadirkan narasumber antara lain, Yulfi Zarwanis M.Hum Balai Bahasa Pemprov Lampung, Riswo M.Si Ketua FGMOL Lampung Selatan, Dr Sigit Apriyanto penulis dan kepala LPPM Universitas Indonesia Mandiri (UIM) dan moderator Zulkifli Husin.

Ketua Panitia dan juga Sekretaris Disperpusip Kabupaten Lampung Selatan Agusalim dalam laporannya menyampaikan, Bimtek kepenulisan berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan kemampuan peserta agar kedepannya lebik dan berkualitas.

“Peserta bimtek kita ini adalah pelajar SMA/sederajat, mahasiswa dan masyarakat umum di Kabupaten Lampung Selatan,” ujarnya.

Foto : Kadisperpusip Lampung Selatan M Darmawan

Ditempat yang sama, Kepala Disperpusip Lampung Selatan M.Darmawan menjelaskan bahwa, Bimtek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta dalam teknik kepenulisan ilmiah, populer maupun kearifan.

“Melalui momen ini kita ingin membekali peserta untuk memaksimalkan keterampilan dalam menyusun naskah yang runtut, komunikatif dan sesuai dengan kaidah penulisan,” ujarnya.

Menurut M Darmawan, ditengah atus globalisasi kearipan lokal sering kali terpinggirkan, sehingga diperlukan ruang belajar yang mampu mengajak mereka untuk mengenali, menggali serta menuliskan kembali nilai-nilai budaya dan tradisi daerah secara kreatif dan relevan.

“Sehingga, kita tidak hanya membekali keterampilan teknis penulisan, tapi kita akan mendoronv agar semua peserta menjadi agen pelestari budaya melalui karya yang mereka hasilkan,” kata M. Darmawan.

Pihaknya berharap, Bimtek tersebut dapat melahirkan penulis-penulis produktif yang mampu mempublikasikan karya berbasis kearifan lokal serta memperkuat ekosistem literasi dilingkungan masing-masing.

“Kita juga berharap, melalui kegiatan ini dapat merubah paradigma di masyarakat yang menganggap perpustakaan adalah gudang kertas yang membosankan menjadi tempat berinteraksi dengan ilmu pengetahuan, karena perpustakaan adalah jantungnya ilmu dan itu menjadi sumber pengetahuan,” ujarnya.

“Perpustakaan adalah sarana informasi dan edukasi yang berfungsi sebagai sarana rekreasi dan edukatif bagi seluruh elemen,” tandasnya. (Lex)

Pos terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *