Gelar Bimtek Kepenulisan Berbasis Kearifan Lokal, Disperpusip Lamsel Dorong Peserta Jadi Agen Pelestari Budaya

BERITAKITA.CO.ID, Lampung Ratusan orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa hingga masyakat umum di Kabupaten Lampung Selatan, mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Kearifan Lokal tahun 2025.

Acara yang diselenggarakan oleh pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Lampung Selatan itu diselenggarakan di Aula Rimau Kantor Bappeda, setempat.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Perpusip Lampung Selatan M Darmawan mengatakan, Bimtek tersebut diikuti oleh peserta dari pelajar tingkat SLTA/Sederajat, mahasiswa dab masyarakat umum.

Pihaknya, lanjut Darmawan menghadirkan narasumber untuk mendukung Bimtek tersebut yakni Yulfi Zarwanis M.Hum dari Balai Bahasa Pemprov Lampung, Riswo M.Si selaku Ketua FGMOL Lampung Selatan, Dr Sigit Apriyanto penulis dan kepala LPPM Universitas Indonesia Mandiri (UIM).

Menurutnya, ditengah arus globalisasi kearipan lokal sering kali terpinggirkan, sehingga diperlukan ruang belajar yang mampu mengajak mereka untuk mengenali, menggali serta menuliskan kembali nilai-nilai budaya dan tradisi daerah secara kreatif dan relevan.

“Sehingga, kita tidak hanya membekali keterampilan teknis penulisan, tapi kita akan mendorong agar semua peserta menjadi agen pelestari budaya melalui karya yang mereka hasilkan,” kata Darmawan, Selasa 9 Desember 2025.

Ia menjelaskan, Bimtek tersebut untuk meningkatkan kompetensi peserta dalam teknik kepenulisan ilmiah, populer maupun kearifan.

“Melalui momen ini kita ingin membekali peserta untuk memaksimalkan keterampilan dalam menyusun naskah yang runtut, komunikatif dan sesuai dengan kaidah penulisan,” ujarnya.

Menurut M Darmawan, kegiatan itu diharapkan dapat melahirkan penulis-penulis produktif yang mampu mempublikasikan karya, berbasis kearifan lokal serta memperkuat ekosistem literasi dilingkungan masing-masing.

Disisi lain, Ia berharap kegiatan  itu dapat merubah paradigma masyarakat, yang hanya menganggap perpustakaan adalah gudang kertas yang membosankan, menjadi tempat berinteraksi dengan ilmu pengetahuan. 

Darmawan berpendapat, perpustakaan adalah jantungnya ilmu dan itu menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat,” ujarnya.

“Harus kita pahami bersama, perpustakaan adalah sarana informasi dan edukasi, yang berfungsi sebagai sarana rekreasi dan edukatif,” tandasnya. (RL)

Pos terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *