BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Upaya Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dalam pengentasan kasus stunting, tersandung pandemi Covid-19.
Hal ini ditegaskan oleh Duta Swasembada Gizi Lampung Selatan Ny Winarni Nanang Ermanto pada kegiatan Rembuk Stunting di Aula Rajabasa, Kamis 6 Mei 2021.
Menurut Winarni, pandemi Covid menyebabkan terjadinya refocussing anggaran pada APBD. Oleh karenanya, anggaran untuk sejumlah kegiatan sampai terkait stunting ikut terdampak.
“Covid ini menjadi kendala utama kita [dalam kegiatan swasembada gizi],” ujarnya.
Lebih jauh Ia menjelaskan, beberapa kegiatan yang sempat terencana namun tersandung covid yakni semacam kegiatan pemberdayaan, pembinaan, menu penerima manfaat. Tak hanya itu, batalnya rencana pembangunan lantaran refocussing.
“Itu tadi, selain adanya pembatasan aktivitas, ada juga rencana mau baut sarana kesehatan, karena refocussing batal,” kata Winarni.
Ia pun meminta agar seluruh pihak untuk tidak saling menyalahkan dan menjaga ego untuk penanganan stunting ini, karena kondisi memang sedang tidak bisa dipaksakan.
Sementara itu, bupati Nanang Ermanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kabupaten Lampung Selatan, merupakan salah satu dari 100 kabupaten yang menjadi prioritas dalam intervensi stunting. Ini berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 43,01 persen.
Dimana, pada tahun 2018 Hasil Riskesdas untuk prevalensi stunting di Kabupaten Lampung Selatan mengalami penurunan yaitu sebesar 29,08 persen. Hasil tersebut belum cukup menggembirakan, sehingga masih diperlukan dukungan berbagai pihak dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lampung Selatan.
“Untuk itu sangat perlu kiranya kita semua menguatkan komitmen bersama sebagai dukungan untuk percepatan penurunan stunting secara lintas program maupun lintas sektor dari berbagai OPD dalam rangka mewujudkan Kabupaten Lampung Selatan Bebas Stunting di Tahun 2023 mendatang,” kata Nanang. (Lex)