BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR) atau ranjang atau tempat tidur pada sejumlah tempat isolasi seperti rumah sakit, puskesmas dan isolasi terpusat (isoter) untuk pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Lampung Selatan, terbilang masih sangat memadai.
Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Lampung Selatan Badruzzaman mengatakan, berdasarkan data ketersedian tempat tidur di ruang isolasi pertanggal 28 Febuari 2021, jumlah BOR yang terpakai sejak kasus korona mencuat kembali pada tahun ini sebanyak 31,43 persen.
Ia merinci, untuk rumah sakit RSBB Kalianda tersedia 100 ranjang, terisi 24 ranjang. RS Airan Raya tersedia 48 ranjang, terisi 28 ranjang. RS Natar Medika tersedia 21 ranjang terisi 14 ranjang dan RS Bandar Negara Husada tersedia 41 ranjang keterisian 0.
“Total BOR pada 4 rumah sakit ada 210 ranjang, terisi 66 ranjang dan tempat tidur kosong 144 ranjang atau 31,43 persen,” jelasnya.
Masih dalam data yang ada, Badruzzaman menyampaikan, data BOR pada lokasi isoter di Rusunawa dari 108 ranjang hingga kini masih belum digunakan. Dan untuk lokasi Puskesmas Penengahan tersedia 10 ranjang, pun belum terisi satu pun.
“Untuk lokasi isoter, tempat tidur yang terisi 0 persen,” kata Badruzzaman kemarin.
Sementara itu, berdasarkan data pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan jumlah terkonfirmasi kasus korona terhitung sejak Januari-1 Maret 2022 total sebanyak 1.847 kasus.
Puncak kasus Covid-19 atau tertinggi di Kabupaten Lampung Selatan terjadi pada 16 Febuari 2022, yang tercatat sebanyak 175 kasus dalam 1 hari.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Lampung Selatan Basuki Didik Setiawan mengakui jika sebagian benar masyarkat yang terkonfirmasi covid-19 lebih memilih melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah, dibading melakukan isolasi ditempat yang disediakan di rumah sakit atau isoter.
“Iya (kami punya data itu), antara yang melakukan isolasi di rumah sakit dan isolasi mandiri lebih besar yang isoman,” kata Didik, Rabu 2 Maret 2022.
Namun demikian, pihaknya memastikan seluruh masyarakat yang melakukan isoman dipantau oleh petugas di lapangan.
“Jadi, pasien isoman dipantau oleh Puskesmas baik secara langsung maupun lewat telepon,” ujar Didik.
Menurutnya, angka keterisian jumlah ranjang pada lokasi isolasi terbilang aman. Karena, data keterisian ranjang nasional, jika masih dibawah 60 persen, hitungan aman.
“Aman kalau data(keterisian ranjang)nya masih dibawah 60 persen,” tandasnya. (Lex)