BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) menggelar pelatihan kepada sejumlah masyarakat pencari kerja.
Peserta pelatihan tersebut untuk Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), Food and Beverage (F&B) Product dan Housekeping, di Aula Rajabasa, Jum’at 12 September 2025.
Kepala Disnakertrans Lampung Selatan Badruzzaman mengatakan, pelatihan tersebut diikuti oleh 27 perserta. Dimana, sebanyak 7 orang peserta CPMI, 10 orang pelatihan untuk bidang F&B Product dan 10 orang lagi untuk bidang Housekeping.
“Totalnya terdapat 27 orang pencari kerja yang terdata dalam pensasaran percepatan kemiskinan ekstrim,” ujarnya.
Pemkab Lampung Selatan melibatkan pihak dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Diantaranya, LPK Bintang Indo Corpora, LPK Captain’s Club Lampung dan LPK Indonesia Hotel School.
Untuk CPMI di LPK Bintang Indo Corpora Jatiagung pada 3 Juni-18 Agustus lalu. Sedangkan, F & B Product di LPK Captains Club Natar pada 23 Juli-23 Agustus 2025. Lalu, pelatihan Housekeping di LPK Indonesia Hotel School Jatiagung pada 30 Juli-30 Agustus 2025.
“Peserta pelatihan mendapatkan sertipikat. Tahap selanjutnya, pelatihan CPMI diberangkatkan keluar negeri untuk menjadi ART, Babysister dan Caregiver di negara Hongkong, Malaysia dan Singapura,” ungkapnya.
“Sedangkan F&B Product dan Housekeping akan dimagangkan di industri perhotelan baik yang ada di Lampung, luar Lampung maupun luar negeri,” kata Badruzzaman.
Ia menyebutkan, pelatihan tersebut dalam rangka meningkatkan peluang kerja bagi masyarakat, peningkatan pendapatan dan pengalaman kerja di luar negeri.
“Inilah hadirnya pemerintah dalam membantu pengentasan kemiskinan ekstrim, mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan ‘pitu vista’ pak bupati Radityo Egi Pratama,” tandasnya.
Semetara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan Supriyanto menyampikan, kegitan tersebut adalah bentuk penegasan dan komitmen bahwa masyarakat Lampung Selatan harus siap bersaing, tidak hanya di tingkat lokal atau nasional, tetapi juga di panggung global.
“Pekerja migran kita, generasi muda yang masuk ke sektor food and beverage serta hospitality adalah wajah Lampung Selatan di luar negeri. Maka yang kita siapkan tidak hanya keterampilan teknis, tapi juga karakter, mentalitas, dan integritas,” ujarnya.
Dari ketiga pelatihan itu, menurut Supriyanto, tentunya masalah utama yang dihadapi bukan pada jumlah SDM, tetapi kualitas dan daya saingnya.
Ia menambahkan, saat ini Lam punya banyak pemuda yang semangat dan siap kerja, tetapi belum cukup difasilitasi untuk memenuhi standar industry, terlebih di tingkat global.
“Oleh karenanya pelatihan ini merupakan bagian dari solusi sistematis. Kita tidak hanya ingin mencetak lulusan yang bisa bekerja, tetapi yang mampu beradaptasi, bersaing dan unggul,” kata Supriyanto.
Menurutnya, dunia kerja telah berubah. Digitalisasi, pariwisata global, dan industri berbasis pelayanan menuntut keterampilan yang spesifik dan karakter yang kuat. Hari ini, ijazah saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah kompetensi dan portofolio nyata.
Oleh sebab itu, strategi ke depan harus mencakup penguatan pelatihan vokasional berbasis kebutuhan industry, kolaborasi erat antara LPKS dan dunia usaha melalui konsep link and match, pengembangan sistem pelatihan berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan, serta yang terpenting, memastikan proses migrasi kerja berjalan aman, legal, dan manusiawi.
“Untuk para peserta saya berpesan jangan berhenti belajar. Pelatihan ini bukan akhir, tapi awal dari perjuangan. Buktikan bahwa generasi muda Lampung Selatan bisa menjadi tenaga kerja profesional yang dibanggakan, dimanapun kalian berada,” tandasnya. (Lex)