BERITAKITA.CO.ID – Buku antologi cerpen dengan judul “Samudra Tinta Santri” dari Pondok Pesantren Assahil ini wajib kamu miliki dan baca, untuk memberikan stimulus dalam bersastra. Apalagi jika kamu seorang pecinta kata-kata.
Maka akan terasa bagaimana santri mengolah kata secara apik dan bermakna, sehingga menjadi susunan syair dan bait penuh estetika, rasa dan karsa.
Salah satu Relawan Pustaka Bergerak Indonesia Radmiadi yang juga Relawan Perahu Pustaka Lampung mengaku bangga dan mengapresiasi hadirnya buku karya para santri pondok pesantren.
Menurutnya, dengan itu anak anak lebih dapat produktif dan bermanfaat dalam belajar dipesantren, yang mana dipesantren sendiri metode pembelajaran dengan tetep mempelajari ilmu pengetahuan umum dan dipadukan dengan ilmu keagamaan dan termasuk ilmu teknologi seperti saat ini.
Kita sangat mengapresiasi karena buku ini adalah buah dari karya asli anak anak santri.
Ponpes Assahil memang diberikan pelajaran tentang menulis oleh pihak pondok yang bekerjasama dengan IKAPI Lampung. Dimana, para santri diberikan pelajaran teknik teknik menulis yang baik.
Bahkan, cerita dalam buku ini mengabarkan bagaimana sebenarnya di pesantren itu membuat bahagia dan menyenangkan. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan umum tentunya belajar akhlak, adab dan ilmu keagamaan lebih mendalam, bahkan ada juga program Tahfiz Quran.
Pimpinan dan pengasuh PP Assahil KH.Munaji sangat mendukung karya anak anak pondok untuk terus dikembangkan dan produktif dengan menulis.
Buku ini adalah karya perdana anak anak santri Ponpes Assahil dan akan kami lanjutkan untuk pembuatan buku berikutnya. Semoga suatu saat karya anak anak santri disini bisa terkenal dan menjadikan penulis nasional,” kata Dia.
Berikut kami tampilkan testimoni dari punggawa sastra terkemuka
“Buku antologi cerpen para santri Pesantren Assahil ini menunjukkan bahwa kita tidak kekurangan generasi yang kreatif. Cerpen-cerpen karya santri Assahil ini layak dibaca dan diapresiasi.”
(Habiburrahman El Shirazy, Sastrawan)
“Buku ini bukan saja mencermikan kekayaan imajinasi para santri dan ketajaman mereka dalam memotret kenyataan, tetapi juga bukti kepiawaian kaum santri dalam merangkai kata dan menyusun bahasa untuk mengekspresika imajinasi dan kenyataan. Melalui buku ini kita dapat melihat wajah pesantren dan menelusuri labirin imajinasi santri masa kini, inilah yang membuat buku ini menarik dibaca dan dinikmati”
(Isbedy Setiawan ZS, Sastrawan Lampung)
“Dalam waktu terakhir ini, karya sastra para santri yang hadir dari pesantren cukup banyak diperbincangkan. Dalam buku ini terdapat 29 cerpen yang layak dibaca, ditulis oleh remaja santri, Santri Islam dan morala sebagai muslim. Ditulis dengan kejujuran dan apa adanya tidak njelimet dan ini adalah karya sastra yang ditulis oleh para santri modern saat ini”
(Ngatwawi Al Zastrouw, Budayawan)
“Pioner literasi santri menjadi hadiah terindah bagi Pondok Pesantren Assahil yang telah menghaantarkan para santri menorehkan karya. Kumpulan cerpen ini dapat menjadi pioner bagi pengembangan literasi dikalangan santri dan pesantren. Optimis, jika hal serupa digalakkan di sekolah-sekolah juga pondok pesantren. Saya sebagai praktisi penerbitan buku tidak khawatir Lampung akan kehabisan naskah buku-buku berkualitas di masa yang akan datang”
(Ikhsanudin, Ketua IKAPI Lampung)
Blurb :
“Tidakkah Kau lebih mencintai aku menjadi seorang yang berkecukupan, dan dengannya akan ku gunakan bagi sebesar-besarnya kepentingan umat!
Wah, makin gak sabar untuk baca buku karyanya santri kan?
Saya Santri, Saya Menulis.