BERITAKITA.CO.ID, Lampung Selatan – Tak ada pilihan bagi pemerintah untuk tetap menerapkan metode pembelajaran secara dalam jaringan (daring) kepada para siswa, agar mereka tetap mendapatkan ilmu/materi di tengah pandemi Covid-19 ini.
Tapi, materi pembelajaran yang bagaimana yang harus diberikan kepada siswa. Pasalnya, dalam mengenyam bangku pendidikan itu tidak hanya untuk aktivitas menimba ilmu pengetahuan, tapi juga untuk membangun karakter anak, membetuk sikap disiplin, etika dan prilaku serta keteladanan, sebagai generasi penerus bangsa.
Jika pemerintah masih mengandalkan metode daring khawatirnya, para pelajar hanya mendapat ilmu secara kepintaran/kecerdasan namun belum tentu memiliki karakter, etika dan kedisiplinan, sesuai dengan harapan untuk hidup berbangsa dan bernegara.
Untuk itu, dibutuhkan juga materi-materi yang terukur yang dianggap mampu untuk dapat membangun karakter anak-anak peserta didik, membentuk etika mereka selama penerapan proses daring, yang jika dihitung-hitung sudah berjalan sekitar hampir 10 bulan belakangan.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan Thomas Amirico kepada beritakita.co.id mengakui bila, metode pembelajaran secara daring tidak dapat memberikan ketauladanan kepada siswa. Hal itu lantaran, proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak dengan tatap muka, dan tanpa mengetahui kondisi anak pada saat proses belajar.
Memang, tidak ada pilihan bagi pihaknya untuk tetap menerapkan proses belajar secara daring tersebut, karena memang kondisi saat ini sedang Pandemi covid-19, sedangkan para siswa wajib mendapatkan bekal berupa ilmu pengetahuan untuk mereka kelak.
Thomas pun secara gamblang menyatakan, memang dibutuhkan materi-materi pembelajaran yang bersifat membangun untuk para siswa. Membangun dalam artian kata, pemberian materi yang dapat membangun karakter, meningkatkan kedisiplinan, cara berprilaku dan sebagainya.
Salah satu contoh materi pembelajaran yang bersifat ilmu keteladanan dan selalu Ia tekankan kepada para tenaga pendidik yakni pengetahuan tentang kepahlawanan, keberhasilan, prestasi dan narasi-narasi yang dapat membangun semangat nasionalisme dan patriotnisme anak, serta tentang ilmu religius.
“Materi-materi semacam ini dapat menjadi solusi dalam proses daring, karena hingga saat ini memang belum diberlakukannya proses belajar tatap muka. Kita harapkan, materi-materi semacam ini dapat mereka contoh dan kemudian diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari,” kata Thomas.
Ia pun menegaskan, selama pandemi ini aktivitas belajar-mengajar di Lampung Selatan, tren-nya masih terbilang normal. Salah satu langkah yang diterapkan pihak dinas yakni, tendik memberikan materi-materi ringan serta mudah mengerti.
“Standar, tapi yang sifatnya darurat materi. Nggak semua, hanya yang urgen dan penting untuk siswa. Kalau seperti biasanya, takutnya mereka jadi bosan,” ujarnya.
Ia pun mengajak kepada seluruh peserta didik mulai dari PAUD-SMP untuk tetap penuh semangat dalam menimba ilmu pengetahuan, meskipun secara daring. Dan untuk tendik, Thomas pun mengapresiasi karena tetap bekerja di tengah pandemi dalam rangka mencerdaskan anak bangsa.
“Kita berdo’a bersama supaya pandemi ini cepat berlalu, sehingga anak-anak dapat belajar kembali seperti sediakala,” tandasnya. (*)